Selasa, 02 Juli 2013

PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), langkah-langkah/prosedur umum yang dapat dilakukan meliputi :
1.      Pengembangan/Penetapan Fokus Masalah Penelitian
2.      Perencanaan Tindakan Perbaikan
3.      Pelaksanaan Tindakan Perbaikan, Observasi dan Interpretasi
4.      Analisis dan Refleksi
5.      Perencanaan Tindak Lanjut

Untuk lebih jelasnya langkah-langkah tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
1.      Pengembangan/Penetapan Fokus Penelitian
a.       Merasakan adanya masalah
Permasalahan yang diangkat dalam Penelitian Tindakan Kelas harus benar-benar merupakan masalah yang dihayati oleh guru dalam praktek pembelajaran yang dikelolanya, bukan masalah yang disarankan, apalagi disarankan oleh pihak luar. Permasalahan tersebut dapat bersumber dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, hasil belajar, dan interaksi pembelajaran.
b.      Identifikasi Masalah
Pada tahap ini yang penting dilakukan adalah menghasilkan gagasan-gagasan awal mengenai permasalahan aktual yang dialami guru di kelas. Berangkat dari gagasan-gagasan awal tersebut guru dapat berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
c.       Analisis Masalah
Setelah memperoleh sekian banyak permasalahan melalui proses identifikasi, maka selanjutnya melakukan analisis terhadap masalah-masalah tersebut untuk menentukan urgensi mengatasinya. Dalam hal ini nantinya akan ditemukan permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi (pembatasan masalah).
d.      Perumusan Masalah
Setelah menetapkan fokus penelitian, maka perlu dilakukan perumusan masalah secara lebih jelas, spesifik, dan operasional.

2.      Perencanaan Tindakan
a.       Perumusan/Formulasi Solusi dalam Bentuk Hipotesis Tindakan
Agar dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat maka peneliti dapat melakukan :
1)      Kajian teoritik dibidang pembelajaran.
2)      Kajian hasil penelitian yang relevan.
3)      Diskusi dengan teman sejawat.
4)      Kajian pendapat para pakar.
5)      Merefleksi pengalaman sendiri sebagai guru.
b.      Analisis Kelaikan Hipotesis Tindakan
Pada langkah ini peneliti perlu mengkaji kelaikan dari sejumlah hipotesis tindakan yang diperolehnya baik dari segi jarak antara kondisi riil dengan situasi ideal yang dijadikan rujukan. Hipotesis tindakan harus dapat diuji secara empirik, ini berarti bahwa implementasi tindakan yang dilakukan maupun dampak yang diperolehnya harus dapat diamati oleh guru selaku peneliti.
c.       Persiapan Tindakan
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam langkah ini diantaranya :
1)      Membuat skenario pembelajaran.
2)      Mempersiapkan fasilitas/sarana pendukung yang diperlukan.
3)      Mempersiapkan cara merekan dan menganalisis data.
4)      Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan (jika dipandang perlu).

3.      Pelaksanaan Tindakan dan Observasi-Interpretasi
a.       Pelaksanaan Tindakan
Setelah semua kegiatan persiapan selesai, maka skenario tindakan perbaikan yang telah direncanakan kemudian dilakukan dalam situasi yang nyata. Kegiatan ini merupakan kegiatan pokok dalam siklus penelitian tindakan kelas. Dalam kegiatan pelaksanaan tindakan ini juga dibarengi kegiatan observasi dan intrepretasi serta kegiatan refleksi.
b.      Observasi dan Interpretasi
Dalam penelitian tindakan kelas, observasi merupakan upaya untuk merekam segala peristiwa/kegiatan yang yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu tertentu. Hal penting untuk dicatat pada kesempatan ini adalah kadar interpretasi yang terlibat dalam rekaman hasil observasi.

c.       Diskusi balikan
Observasi yang dilakukan akan memberikan kemanfaatan yang banyak jika pelaksanaannya diikuti dengan diskusi balikan. Diskusi balikan sebaiknya dilakukan tidak terlalu lama dari waktu observasi, bertolak dari rekaman data yang dibuat oleh pengamat, diinterpretasikan bersama-sama antara pelaku tindakan perbaikan dan pengamat, dan pembahasan mengacu pada penetapan sasaran dan strategi perbaikan untuk menentukan perencanaan selanjutnya.

4.      Analisis dan Refleksi
a.       Analisis data
Analisis data adalah proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, mengorganisasikan secara urut/sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan penelitian tindakan kelas.
Analisis data yang bersifat kualitatif dapat dilakukan melalui tiga tahapan yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data yaitu proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data yaitu proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi tabular, matriks, representasi grafis maupun lainnya. Sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan atau rumusan yang singkat dan padat. Sedangkan data yang bersifat kuantitatif dapat dianalisis menggunakan analisis statistik.
b.      Refleksi
Dalam penelitian tindakan kelas, refleksi merupakan upaya untuk mengkaji apa yang telah dan atau yang tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau belum berhasil dituntaskan melalui tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil dari refleksi ini akan digunakan untuk menetapkan langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian tindakan kelas yang ditetapkan. Dengan perkataan lain refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai tujuan sementara, dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka mencapai akhir.

5.      Perencanaan Tindak Lanjut
Hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah tindakan yang telah dilaksanakan telah dapat mengatasi masalah dalam penelitian tindakan kelas ini atau belum. Apabila hasilnya belum memuaskan atau masalahnya belum terselesaikan, maka perlu dilakukan tindakan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki tindakan perbaikan sebelumnya atau bila perlu dengan menyusun tindakan perbaikan yang betul-betul baru untuk mengatasi masalah yang ada. Dengan perkataan lain, jika masalah yang diteliti belum tuntas atau belum memuaskan pengatasannya, maka penelitian tindakan kelas harus dilanjutkan pada siklus 2 dengan prosedur yang sama seperti siklus ke 1 yaitu perumusan masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, dan analisis-refleksi. Dan jika pada siklus 2 permasalahan telah terselesaikan/hasil sudah memuaskan, maka tidak perlu dilanjutkan siklus 3. Namun jika pada siklus 2 masalahnya belum terselesaikan/hasilnya belum memuaskan maka perlu dilanjutkan dengan siklus ke 3, dan seterusnya sampai hasilnya memuaskan.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) jumlah siklus sebenarnya tidak dapat ditentukan lebih dahulu, hal ini tergantung kepada permasalahannya. Ada penelitian tindakan kelas yang mungkin cukup satu siklus, tetapi ada juga yang memerlukan beberapa siklus. Dengan demikian banyak sedikitnya jumlah siklus dalam penelitian tindakan kelas tergantung kepada terselesaikannya masalah yang diteliti.
                            
                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahhkann ....