Selasa, 02 Juli 2013

PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Prinsip adalah suatu pegangan. Dan salah satu fungsi pegangan adalah untuk pedoman. (Suyadi, 2012 : 29)
Agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik tanpa menganggu tugas utama dari seorang guru, dibutuhkan prinsip yaitu apa yang harus ada tanpa menganggu apa yang menjadi tugas utama dari guru. Bahkan prinsip ini diharapkan agar PTK dapat dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan tanpa mengganggu komitmennya sebagai pengajar. Artinya dalam pelaksanaannya PTK tetap mempunyai pedoman-pedoman dasar yang tidak boleh untuk dilanggar oleh guru.
Hal ini agar pelaksanaan PTK tetap dapat terlaksana dengan baik tetapi tetap sesuai dengan apa yang telah direncanakan tanpa menganggu apa yang menjadi tujuan dari guru secara formal.
                                           
A.Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Secara umum prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut adalah :
1.Tidak mengganggu komitmen guru sebagai pengajar;
2.Metode pengumpulan data tidak menuntut waktu yang berlebihan;
3.Metodologi yang digunakan harus reliable sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan;
4.Masalah berawal dari kondisi nyata di kelas yang dihadapi guru;
5.Dalam penyelenggaraan penelitian, guru harus memperhatikan etika profesionalitas guru;
6.Meskipun yang dilakukan adalah di kelas, tetapi harus dilihat dalam konteks sekolah secara menyeluruh;
7.Tidak mengenal populasi dan sampel;
8.Tidak mengenal kelompok eksperimen dan control;
9.Tidak untuk digeneralisasikan.

B.Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Arikunto (2006)
Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto (2006) yaitu :
1.Kegiatan Nyata dalam Situasi Rutin
Penelitian yang dilakukan peneliti tidak boleh mengubah suasana rutin, penelitian harus dalam situasi yang wajar, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini berkaitan erat dengan profesi guru yaitu melaksanakan pembelajaran, sehingga tindakan yang cocok dilakukan oleh guru adalah yang menyangkut pembelajaran.
2.Adanya Kesadaran Diri Untuk Memperbaiki Kerja
Kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan bukan karena keterpaksaan, akan tetapi harus berdasarkan keinginan guru, guru menyadari adanya kekurangan pada dirinya atau pada kinerja yang dilakukannya dan guru ingin melakukan perbaikan. Guru harus berkeinginan untuk melakukan peningkatan diri untuk hal yanglebih baik dan dilakukan secara terus menerus sampai tujuannya tercapai
3.SWOT Sebagai Dasar Berpijak
PeNelitian tindakan dimulai dengan melakukan analisis SWOT, yang terdiri atas unsur-unsur, yaitu :
- Strength : Kekuatan
- Weaknesses : Kelemahan
- Opportunity : Kesempatan
- Threat : Ancaman
Empat hal tersebut dilihat dari sudut guru yang melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan. Dengan berpijak pada hal-hal tersebut penelitian tindakan dapat dilaksanakan hanya bila ada kesejalanan antara kondisi yang ada pada guru dan juga siswa. Kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri peneliti dan subjek tindakan diidentifikasi secara cermat sebelum mengidentifikasi yang lain.
4.Upaya Empiris dan Sistemik
Dengan telah dilakukannya analisis SWOT, tentu saja apabila guru melakukan penelitian tindakan, berarti guru sudah mengikuti prinsip empiris (terkait dengan pengalaman) dan sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang digarap. Pembelajaran adalah sebuah sistem, yang keterlaksanaannya didukung oleh unsur-unsur yang kait mengkait. Jika guru mengupayakan cara mengajar baru, harus juga memikirkan tentang sarana pendukung yang berbeda, mengubah jadwal pelajarandan semua yang terkait dengan hal-hal yang baru diusulkan tersebut.
5.Ikuti Prinsip SMART dalam Perencanaan
Ketika guru menyusun rencana tindakan, hendaknya mengingat hal -hal yang terkandung dalam SMART, yaitu:
- Spesifik : khusus, permasalahan tidak terlalu umum
- Managable : dapat dikelola, dilaksanakan. Penelitian tindakan kelas hendaknya tidak sulit, baik dalam menentukan lokasi, mengumpulkan hasil, mengoreksi, atau kesulitan dalam bentuk lain
- Acceptable : dapat diterima, dalam konteks ini dapat diterima oleh subjek yang dikenai tindakan, artinya siswa tidak mengeluh gara-gara guru memberikan tindakan-tindakan tertentu dan juga lingkungan tidak terganggu.
- Realistic : operasional, tidak di luar jangkauan. Penelitian tindakan kelas tidak menyimpang dari kenyataan dan jelas bermanfaat bagi diri guru dan siswa. 
- Time-Bound : diikat oleh waktu, terencana, artinya tindakan-tindakan yang dilakukan terhadap siswa sudah tertentu jangka waktunya. Batasan waktu ini penting agar guru mengetahui betuk hasil yang diberikan kepada siswanya.
Ketika guru menyusun rencana tindakan, harus mengingat hal-hal yang disebutkan dalam SMART. Tindakan yang dipilih peneliti harus :
a.Khusus specific, masalah yang diteliti tidak terlalu luas, ambil satu aspek saja sehingga langkah dan hasilnya dapat jelas dan spesifik.
b.Mudah dilakukan, tidak sulit atau berbelit, misalnya kesulitan dalam mencari lokasi mengumpulkan hasil, mengoreksi dan lainnya.
c.Dapat diterima oleh subjek yang dikenai tindakan, artinya siswa tidak mengeluh gara-gara guru memberikan tindakan dan juga lingkungan tidak terganggu karenanya.
d.Tidak menyimpang dari kenyataan dan jelas bermanfaat bagi dirinya dan subjek yang dikenai tindakan.

C.Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Hopkins (1993)
Menurut Hopkins  (1993) ada enam prinsip dalam PTK, yaitu :
1.Autentik
Masalah yang ditangani adalah masalah pembelajaran yang nyata  dan  merisaukan  tanggung  jawab  profesional  dan  komitmen terhadap  pemerolehan  mutu  pembelajaran.  Prinsip  ini  menekankan bahwa  diagnosis  masalah  bersandar  pada  kejadian  nyata  yang berlangsung dalam konteks pembelajaran yang sesungguhnya. Apabila pendiagnosisan  masalah  berdasarkan  pada  kajian  akademik  atau kajian  literatur  semata,  maka  penelitian  tersebut  dipandang  sudah melanggar   prinsip   keautentikan   masalah,   Jadi,   masalah   harus didiagnosis  dari  kancah  pembelajaran  yang    sesungguhnya,  bukan sesuatu yang dibayangkan akan terjadi secara akademik.
2.Integral
Kegiatan PTK adalah pengembangan pembelajaran yang merupakan bagian integral dari pembelajaran harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur pikir dan kaidah ilmiah. Alur pikir yang  digunakan  dimulai  dari  pendiagnosisan  masalah  dan  faktor penyebab timbulnya masalah, pemilihan tindakan yang sesuai dengan permasalahan  dan  penyebabnya,  dan  apabila  perlu  dirumuskan hipotesis  tindakan  yang  tepat,  Selanjutnya,  dilakukan  penetapan skenario  tindakan,  prosedur  pengumpulan  data,  dan analisis  data. Objektivitas,  reliabilitas,  dan  validitas  proses,  data,  dan  hasil  tetap dipertahankan  selama  penelitian  berlangsung.  Prinsip  kedua  ini mempersyaratkan    bahwa    dalam   menyelenggarakan    kegiatan pengembangan pembelajaran tetap digunakan kaidah-kaidah ilmiah.
3.Sitematis
Pelaksanaan   PTK   merupakan   bagian   integral   dari pembelajaran yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data. Tahap-tahap pengembangan pembelajaran selaras dengan  pelaksanaan  pembelajaran,  yaitu  persiapan,  pelaksanaan pembelajaran, observasi kegiatan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil pembelajaran, dan refleksi dari proses dan hasil pembelajaran. Prinsip ketiga ini mengisyaratkan agar proses dan hasil pembelajaran direkam  dan  dilaporkan  secara  sistematis  dan  terkendali  menurut kaidah ilmiah.
4.Siklis
Tugas    guru    yang    utama    adalah    menyelenggarakan pembelajaran  yang  baik dan  berkualitas.  Untuk  itu,  guru  memiliki komitmen dalam mengupayakan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran   secara   terus-menerus.   Dalam   menerapkan   suatu tindakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran ada kemungkinan tindakan yang dipilih guru kurang berhasil, maka harus tetap berusaha mencari  alternatif  lain,  tanpa  menggeser  tema  sentral.  Guru  harus menggunakan  pertimbangan  dan  tanggung  jawab  profesionalnya dalam pengupayakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi dalam  pembelajaran.  Prinsip  pertama  ini  berimplikasi  pada  sifat pengembangan pembelajaran sebagai suatu upaya yang berkelanjutan secara   siklis   sampai   terjadinya   peningkatan,   perbaikan,   atau kesembuhan sistem, proses, hasil, dan sebagainya.
5.Konsisten

      Konsistensi sikap dan kepedulian guru dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan. Hal ini penting karena upaya peningkatan kualitas pembelajaran perlu perencanaan dan  pelaksanaan  yang  sungguh-sungguh.  Oleh  karena  itu,  motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam, bukan sesuatu yang bersifat instrumental.
6.Komprehensif
Cakupan   permasalahan   pembelajaran   tidak   seharusnya dibatasi  pada  masalah  pembelajaran  di  ruang  kelas,  tetapi  dapat diperluas pada tataran di luar ruangan, misalnya di laboratorium atau di perpustakaan. Perspektif yang lebih luas akan memberi sumbangan lebih signifikan terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan.

7 komentar:

Silahhkann ....