1. FUNGSI
PERENCANAAN (PLANNING)
Perencanaan tidak lain merupakan
kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk
mencapai tujuan tersebut. T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa : “
Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan
penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem,
anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan”.
“Fungsi perencanaan adalah suatu
kegiatan membuat tujuan organisasi atau perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai
rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pembuatan
keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini”.
Ø T.
Hani Handoko mengemukakan manfaat perencanaan
yaitu:
a.
Membantu manajemen untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan lingkungan.
b.
Membantu dalam kristalisasi persesuaian
pada masalah-masalah utama.
c.
Membantu penempatan tanggung jawab lebih
tepat.
d.
Memberikan cara pemberian perintah untuk
beroperasi.
e.
Memudahkan dalam melakukan koordinasi di
antara berbagai bagian organisasi.
f.
Membuat tujuan lebih khusus, terperinci
dan lebih mudah dipahami.
g.
Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti.
h.
Menghemat waktu, usaha dan dana.
Ø Asnawir
menyatakan bahwa langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai berikut:
a.
Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
b.
Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang
akan dilakukan.
c.
Masalah-masalah atau informasi-informasi yang
diperlukan.
d.
Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan.
e.
Merumuskan bagaimana masalah-masalah tersebut akan
dipecahkan dan bagaimana pekerjaan pekerjaan itu harus diselesaikan.
f.
Menentukan siapa yang akan melakukan dan apa yang
mempengaruhi pelaksanaan tindakan tersebut.
g.
Menentukan cara bagaimana mengadakan perubahan dalam
penyusunan rencana.
Ø Perencanaan
pendidikan saat ini menggunakan proposisi sebagai berikut:
a.
Perencanaan pendidikan harus menggunakan pandangan
jangka panjang.
b.
Perencanaan pendidikan harus bersifat komprehesif,
artinya meliputi keseluruhan system pendidikan (baik formal maupun nonformal).
c.
Perencanaan pendidikan harus diintegrasikan kepada pembangunan
masyarakat yang lebih luas. Artinya memperhatikan pembangunan ekonomi, social
budaya, politik, dan hukum.
d.
Perencanaan pendidikan harus menjadi bagian integral
dari manajemen pendidikan.
e.
Perencanaan harus berhubungan dengan proses pengambilan
keputusan dan pelaksanaannya.
f.
Perencanaan pendidikan harus memperhatikan kuantitas
dan kualitas pendidikan.
g.
Pendidikan harus direncanakan dengan memperhatikan
relevansi efisiensi, dan efektifitas.
Ø Dalam merencanakan
pendidikan perlu memperhatikan masalah-masalah pokok pendidikan sebagai
berikut:
a.
Bagaimana menentukan prioritas tujuan dan fungsi sistem
pendidikan dan sub-sistemnya.
b.
Bagaimanakah cara menentukan cara yang terbaik dalam
mencapai
tujuan dan fungsi tersebut.
tujuan dan fungsi tersebut.
c.
Bagaimanakah perbandingan sumber daya yang dimiliki
masyarakat
dialokasikan untuk pendidikan dibanding dengan peruntukan yang lain.
dialokasikan untuk pendidikan dibanding dengan peruntukan yang lain.
d.
Bagaimanakah pembiayaan pendidikan dilakukan dan
didistribusikan ke masyarakat, dan siapa saja yang membiayai pendidikan.
e.
Bagaimana keseluruhan sumber daya pendidikan
dialokasikan untuk masing-masing jenis dan komponen pendidikan.
Ø Cara Melakukan Perencanaan
a.
Perencanaan harus dijabarkan dari tujuan
yang telah ditetapkan dan dirumuskan secara jelas.
b.
Perencanaan tidak perlu muluk-muluk,
tetapi sederhana saja, realistik, praktis hingga dapat dilaksanakan
c.
Dijabarkan secara terperinci, memuat
uraian kegiatan dan urutan atau rangkaian tindakan.
d.
Diupayakan agar memiliki fleksibilitas,
sehingga memungkinkan untuk dimodifikasikan.
e.
Ada petunjuk mengenai urgensi dan atau
tingkat kepentingan untuk bagian bidang atau kegiatan.
f.
Disusun sedemikian rupa sehingga
memungkinkan terjadinya pemanfaatan segala sumber yang ada sehingga efisien
dalam tenaga, biaya dan waktu.
g.
Diusahakan agar tidak terdapat duplikasi
pelaksanaan.
Dapat dipahami bahwa perencanaan dalam
manajemen pendidikan merupakan kunci utama dalam aktivitas berikutnya,
aktivitas lain tidak akan berjalan dengan baik, bahkan mungkin gagal jika tidak
didahului oleh perencanaan. Jika tidak perencanaan, maka semua aktivitas dalam
pendidikan tidak akan jalan dengan baik. Sedangkan lainnya hanya bersifat
menjalankan saja, meskipun demikian bagian yang lain pun mempunyai peranan yang
penting dalam mewujudkan tujuan. Dengan demikian dalam mananjemen
pendidikan hendaknya memperhatikan perencanaan, karena perencanaan merupakan
awal dari segala aspek yang akan dilakukan dalam manajemen pendidikan, selain
langkah awal perencanaan merupakan aktifitas untuk memilih berbagai alternative
tindakan yang kesemua itu bermuara kepada suatu target yang harus dicapai.
2. FUNGSI
PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
Asnawir
menyatakan bahwa pengorganisasian adalah aktivitas penyusunan, pembentukan
hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Akitivitas mengumpulkan segala tenaga
untuk membentuk suatu kekuatan baru dalam rangka mencapai tujuan merupakan
kegiatan dalam manajemen, karena pada dasarnya mengatur segala sesuatu yang ada
dalam sebuah organisasi maupun suatu lembaga adalah kegiatan pengorganisasian.
Kegiatan
menyusun berbagai elemen dalam sebuah lembaga pendidikan maupun instansi
merupakan kegiatan manajemen yang secara khusus disebut sebagai
pengorganisasian, hal ini makin memperjelas bahwa di antara fungsi manajemen
adalah menyusun dan membentuk berbagai hubungan kerja dari berbagai unit untuk
menjadi sebuah tim yang solid, dari tim yang solid akan memberi kekuatan.
Apabila terjadi kesatuan kekuatan dari berbagai elemen sistem untuk mencapai
tujuan dalam lembaga maupun organisasi maka manajemen dianggap berhasil.
Ramayulis
menyatakan pengorganisasian dalam manajemen sebagai upaya penetapan struktur
peran-peran dengan cara membuat konsep-konsep kegiatan yang diperlukan untuk mewujudkan
tujuan. Hal ini makin memperjelas posisi pengorganisasin dalam manajemen,
konsep pengorganisasian tersebut secara jelas memberikan gambaran bahwa dalam
manajemen ada upaya untuk melakukan peran-peran yang berbeda dalam rangka
mewujudkan tujuan bersama, meskipun berbeda-beda dalam peran tetapi kesemua
peran dan aktivitas tersebut bermuara kepada satu tujuan yaitu pencapaian
target-target yang telah disepakati sebelumnya. Pencapaian target-target
tersebut merupakan aktualisasi darai konsep-konsep yang telah direncanakan
sebelumnya. Hal ini memberi pemahaman bahwa ada semacam gerakan aktif dan
berkesinambungan berbagai unsur di dalam lembaga, organisasi maupun institusi
untuk melakukan berbagai kegiatan yang terstruktur dan tertata rapi, sehingga
terjalin keterkaitan yang saling mendukung untuk mewujudkan hasil akhir, hasil
akhir tersebut adalah tujuan.
Fungsi
perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan
sumber daya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang
telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan. Pengoragnisasian yang baik
akan tercermin dari stuktur organisasi yang meliputi aspek-aspek seperti:
pembagian kerja, departemen mentalisasi, badan organisasi normal, rantai
perintah dan kesatuan perintah, tingkat hirarki manajemen, saluran komunikasi,
penggunaan komite, dan rentan manajemen dan kelompok-kelompok informal yang
tidak dapat dihindarkan.
Ø Berkenaan
dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan beberapa asas
dalam organisasi, diantaranya adalah :
a.
Organisasi harus profesional, yaitu dengan
pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan.
b.
Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan
pembagian kerja.
c.
Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang
dan tanggung jawab.
d.
Organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol.
e.
Organisasi harus mengandung kesatuan perintah.
f.
Organisasi harus fleksibel dan seimbang.
Ø Ernest
Dale seperti dikutip oleh T. Hani Handoko mengemukakan tiga langkah dalam
proses pengorganisasian, yaitu :
a. Pemerincian
seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Pembagian
beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang logik dapat dilaksanakan
oleh satu orang.
c. Pengadaan
dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota
menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
Ø Manfaat
Organisasi
a. Antara bidang yang satu dengan bidang yang
lain dapat diketahui batas-batasnya, serta dapat dirancang bagaimana antar
bagian dapat melakukan kerjasama sehingga tercapai sinkronisasi tugas.
b. Dengan
penugasan yang jelas terhadap orang-orangnya, masing-masing mengetahui wewenang
dan kewajibannya.
c. Dengan
digambarkannya unit-unit kegiatan dalam sebuah struktur organisasi dapat
diketahui hubungan vertikal dan horisontal, baik dalam jalur struktural maupun
jalur fungsional
Ø Cara Pengorganisasian
Agar
tujuan usaha bersama dapat tercapai dalam tata kerja yang baik, maka sebuah
organisasi harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :
a.
Memiliki tujuan yang jelas yang dipahami
dan diterima oleh seluruh anggota sehingga dalam organisasi tersebut hanya
terdapat satu kesatuan arah. Tujuan seperti ini lazim disebut sebagai visi,
berasal dari bahasa Inggris vision,
yaitu hasil yang dicita-citakan. Sementara orang mengatakan bahwa rumusan
visi ini harus yang umum dan abstrak. Namun, karena visi ini adalah hasil yang
akan dicapai, maka ujudnya harus jelas, difahami oleh semua anggota yang akan
ikut bersama-sama mencapai tujuan. Dalam organisasi pendidikan, visi ini harus
dirumuskan secara jelas dan rinci. Sebagai contoh, sebuah kursus komputer,
perlu merumuskan visi dengan jelas agar siapa saja yang ingin belajar komputer
di situ mengetahui dan dapat menuntut apabila setelah lulus tidak atau belum
mencapai seperti yang dirumuskan dalam visi. Contoh visi: Lembaga kursus
komputer ini menyelenggarakan pendidikan yang akan menghasilkan seseorang yang
dapat mengoperasikan komputer dalam bentuk olah kata, olah bilangan dan olah
gambar dalam tampilan yang bagus.
b.
Memiliki struktur organisasi yang:
- Menggambarkan
adanya satu perintah, adanya keseimbangan tugas, wewenang dan tanggungjawab.
- Sederhana
agar mempermudah jalur dan tidak terlalu banyak orang yang terlibat dalam
tanggungjawab.
- Semua
kegiatan terbagi habis sehingga tidak satupun kegiatan yang tidaktertangani,
sebaliknya tidak ada satu kegiatan yang mendapat penanganan rangkap.
3. FUNGSI
KEPEMIMPINAN
Seorang pemimpin harus memberikan penjelasan,
petunjuk serta bimbingan kepada orang-orang yang menjadi bawahannya sebelum dan
selama melaksanakan tugas. Walaupun dalam pengorganisasian telah ditentukan
pembidangan serta penentuan unit-unit kerja tetapi masih diperlukan adanya
penjelasan, petunjuk dan pembimbingan terhadap para petugas yang terlibat baik
struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan
lancar. Pengarahan yang dilakukan sebelum memulai bekerja berguna untuk
menekankan hal-hal yang perlu ditangani, urutan prioritas, prosedur kerja dan
lain-lainnya agar pelaksanaan pekerjaan dapat efektif dan efisien. Pengarahan
yang dilakukan selama melaksanakan tugas bagi orang-orang yang terlibat
dimaksudkan untuk mengingatkan (refreshing) ataupun meluruskan apabila terjadi
penyelewengan atau penyimpangan.
Ø Pimpinan maupun wakilnya dapat memberikan
pengarahan dengan cara-cara :
a. Mengadakan orientasi sebelum seseorang
memulai melaksanakan tugas untuk mengenal tempat, situasi, alat-alat kerja,
kawan dan sebagainya.
b.
Memberikan petunjuk dan penjelasan
mengenai pekerjaan yang akan dilakukan dengan secara lisan maupun tertulis
(menjelaskan peraturan atau tatakerja tertulis).
c. memberikan kesempatan untuk
berpartisipasi berupa pemberian sumbangan pikiran demi peningkatan usaha
bersama.
d.
Mengikut sertakan pegawai dalam membuat
perencanaan.
e. Memberikan nasehat apabila seorang pegawai
mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas.
Ø Seorang
pimpinan perlu melakukan kegiatan pengkoordinasian agar :
a. Diperoleh kekuatan yang menyatu dan
integral sehingga gerak organisasi bisa harmonis dan saling menunjang dan
tercapai hasil secara efektif dan efisien.
b. Tidak terdapat kesimpang-siuran kegiatan
baik dalam bentuk, arah dan waktu pelaksanaan kerja.
c. Tidak terdapat konkurensi antar bagian
dan sebaliknya terjalin hubungan yang sehat dan saling membantu.
Ø Pimpinan
dapat melakukan pengkoordinasian dengan berbagai cara, baik yang bentuknya
langsung pada kegiatan melaksanakan tugas maupun secara tidak langsung berupa
kondisi yang menunjang. Bentuk antara lain :
a. Menciptakan
kondisi rukun antar pegawai (lebih baik lagi disertai keluarga) agar dalam lembaga
kerja para pegawai merasa seperti dengan famili atau kerabat.
b.
Membiasakan adanya kerja saling
membantu.
c.
Mengadakan pertemuan berkala untuk
membicarakan kemajuan kerja, kesulitan, pengajuan ide atau gagasan dan
sebagainya.
d.
Memberikan contoh kerjasama dengan
pimpinan sekolah lain atau dengan lembaga-lembaga lain sedemikian rupa rukun
dan tampak adanya nilai keuntungan sehingga staf sekolah yang lain merasa ingin
meniru
Fungsi kepemimpinan untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan
lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya. Pengarahan pada
dasarnya akan berkaitan dengan motifasi, komunikasi, dan dinamika kelompok.
a.
Motifasi merupakan suatu tindakan yang mendorong
seseorang bertindak atau berperilaku tertentu. Pemahaman terhadap motifasi
seseorang merupakan kunci bila mendorong rang lain untuk bekerja sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu motifasi merupakan factor penting
yang mendukung prestasi kerja disamping tergantung pada kemampuan.
- Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain atau sekelompok orang. Komunikasi terjadi dengan baik apabila pesan yang diterima orang lain sesuai dengan pesan maksud pengirim pesan. Komunikasi bisa dilakukan secara verbal maupun nonverbal, secara tertulis maupun lisan. Komunikasi merupakan proses yang komponennya meliputi : pengirim, encoding, channel, decoding, penerima, dan umpan balik. Efektifitas komunikasi organisasi dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu saluran informasi formal, struktur organisasi, spesialisasi jabatan, dan pemilikan informasi.
- Dinamika Kelompok, kelompok dalam organisasi terjadi karena dibentuk oleh organisasi, dan juga terbentuk karena kepentingan karyawan dan persahabatan. Kelompok yang dibentuk oleh organisasi dimaksudkan untuk mengerjakan tugas-tugas yang diperlukan organisasi , jadi manajer atau pimpinan tinggal bagaimana mengefektifkan kelompok formal ini. Kelompok informal yang terbentuk terutama karena kepentingan karyawan (interest group) dan persahabatan (friendship group). Manajer harus mengarahkan bagaimana kelompok-kelompok informal ini mendukung peningkatan tercapainya organisasi. Kelompok informal mempunyai fungsi sebagai berikut: pertama, kelompok berfungsi memelihara dan memperkuat norma dan nilai yang sama dari anggota kelompok. Kedua berfungsi memberi kepuasan sosial, status, dan keamanan. Ketiga, berfungsi membantu komunikasi anggotanya. Keempat, berfungsi untuk membantumemecahkan masalah baik masalah individu ,kelompok, maupun organisasi. Kelompok juga bisa bertindak sebagai kelompok referensi (reference group), kelompok dimana orang akan mengidentifikasidiri dan membandingkan dengan kelompok tersebut (Mamduh M. H., 1997).
4. FUNGSI
PENGAWASAN (CONTROLLING)
Yang dimaksud dengan pengawasan adalah usaha
pimpinan untuk mengetahui semua hal yang menyangkut pelaksanaan kerja,
khususnya untuk mengetahui kelancaran kerja para pegawai dalam melakukan tugas
mencapai tujuan. Kegiatan pengawasan sering juga disebut kontrol, penilaian,
penilikan, monitoring, supervisi dan sebagainya. Tujuan utama pengawasan adalah
agar dapat diketahui tingkat pencapaian tujuan dan menghindarkan terjadinya penyelewengan.
Oleh karena itu pengawasan dapat diartikan sebagai pengendalian
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pengawasan
itu perlu dilakukan agar jalannya pelaksanaan kerja dapat diketahui tingkat
penyampainnya ke tujuan dan agar tidak terjadi penyimpangan, atau toh sudah
terjadi, tidak berlarut-larut. Menurut Mulyani A. Nurhadi (Mulyani, 1983, 9)
pengawasan yang disebutkan sebagai kontrol bertujuan untuk mengukur tingkat
efektifitas kegiatan kerja yang sudah dilaksanakan dan tingkat efisiensi
penggunaan komponen, yang jika hal ini dilaksanakan dalam pendidikan, melihat
efisiensi penggunaan komponen pendidikan dan juga komponen lain yang
menyertainya dalam proses pendidikan. Jelasnya, kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah strategi, metode dan teknik yang telah ditetapkan dalam
perencanaan sudah cukup cocok dengan langkah penyampaian tujuan dan dengan
resiko yang sekecil-kecilnya.
Ø Cara Mengadakan Pengawasan
Yang
diuraikan dalam cara-cara pengawasan ini bukan semata-mata cara saja tetapi
juga menyangkut hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan pengawasan.
Hal-hal yang dimaksud adalah :
a. Bahwa pekerjaan pengawasan tidak boleh
dilakukan sebagai pekerjaan semata-mata tetapi harus terbuka, terang-terangan.
b.
Dilakukan terhadap semua bawahan, tidak
pilih-pilih.
c.
Harus objektif, tidak disertai rasa
sentimen pribadi.
d. Dilakukan bukan hanya dengan pengamatan
melalui mata, tetapi juga dengan indera-indera yang lain.
e.
Dilakukan di segala tempat dan setiap
waktu.
f. Menggunakan catatan secermat mungkin
agar data yang terkumpul dapat lengkap, hal ini penting untuk menghindari
subjektivitas.
g.
Jika ternyata diketemukan adanya
penyimpangan, harus segera ditangani.
Ø Dikemukakanoleh
T. Hani Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:
a. Penetapan
standar pelaksanaan.
b. Penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan.
c. Pengukuran
pelaksanaan kegiatan nyata.
d. Pembandingan
pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan.
e. Pengambilan
tindakan koreksi, bila diperlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahhkann ....