Sabtu, 22 Desember 2012

PERENCANAAN PEMBELAJARAN




A.      Arti Tujuan Pembelajaran
Banyak pengertian yang diberikan para ahli pembelajaran tentang tujuan pembelajaran yang satu sama lain memiliki kesamaan di samping ada perbedaan sesuai dengan sudut pandang garapannya. Misalnya :
·      Robert F. Mager (1962)
Tujuan pembelajaran sebagai perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.
·      Edward L. Dejnozka, David E. Kapel (1981) dan Kemp (1977)
Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Perilaku ini dapat berupa fakta yang konkret serta dapat dilihat dan fakta yang tersamar.
·       Fred Percival dan Henry Ellington (1984)
Tujuan pembelajaran adalah sutau pernyataan yang jelas dan menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.


B.       Taksonomi Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi. Benyamin S. Bloom dan D. Krathwohl (1964) memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan, yakni :

1.      Kawasan Kogtnitif
Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri atas enam tingkatan yang secara hierarkis berurut dari yang paling rendah (pengetahuan) sampai ke yang paling tinggi (evaluasi), yaitu :


a.       Tingkat Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menghafal , mengingat kembali atau mengulanh kembali pengetahuan yang pernah diterimanya.
b.      Tingkat Pemahaman (Comprehension)
Pemahaman di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam megartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.
c.       Tingkat Penerapan (Application)
Penerapan di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
d.      Tingkat Analisis (Analysis)
Analisis di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi.
e.       Tingkat Sintesis (Synthesis)
Sintesis di sini diartikan sebagaikemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen  dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
f.       Tingkat Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimilikinya.

2.      Kawasan Afektif (Sikap dan Perilaku)
Kawasan afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan afektif ini ada lima, dari yang paling sederhana ke yang kompleks adalah sebagai berikut :
a.       Kemauan Menerima
Kemauan menerima merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku, mendengar musik atau bergaul dengan orang yang mempunyai ras berbeda.

b.      Kemauan Menanggapi
Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk pada partisipasi aktiv dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan tugas terstruktur, menaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan tugas atau menolong orang lain.
c.       Berkeyakinan
Berkeyakinan  berkenaan dengan kemauan menerima sistem nilai tertentu pada diri individu. Seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan (komitmen) untuk melekukan suatu kehidupan sosial.
d.      Penerapan Karya
Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi. Seperti menyadari pentingnya keselarasan antara hak dan tanggung jawab, bertanggung jawab terhadap hal yang dilakukan, memahami dan menerima kelebihan serta kekurangan diri sendiri, atau menyadari peranan perencanaan dalam memecahkan suatu prmasalahan,
e.       Ketekunan dan Ketelitian
Ini adalah tingkatan afektif yang tertinggi. Pada taraf ini individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya. Seperti bersikap objektif terhadap segala hal.

3.      Kawasan Psikomotor
Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Sebagaimana kedua domain yang lain, domain ini juga mempunyai berbagai tingkatan. Urutan tingkatan dari yang paling sederhana sampai ke yang paling kompleks (tertinggi) adalah :
a.       Persepsi
Persepsi berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan. Seperti mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang sumbang, atau menghubungkan suara musik dengan tarian tertentu.



b.      Kesiapan
Kesiapan berkenaan dengan melakukan sesuatu kegiatan (set). Termasuk di dalamnya mental set (kesiapan mental), physical set (kesiapan fisik), dan emotional set (kesiapan emosi perasaan) untuk melakuakn suatu tindakan.
c.       Mekanisme
Mekanisme berkenaan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari dan menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan kepada suatu kemahiran. Seperti menulis halus, menari, atau menata laboratorium.
d.      Respon Terbimbing
Respon terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti, mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain, dan melakukan kegiatan coba-coba (trial and error).
e.       Kemahiran
Kemahiran adalah penampilan gerak motorik dengan keterampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat dengan hasil yang baik, namun menggunakan sedikt tenaga. Sepereti keterampilan menyetir kendaraan.
f.       Adaptasi
Adaptasi berkenaan dengan keterampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi pada pola gerakan sesuia dengan situasi dan kondisi tertentu. Hal ini terlihat seperti pada orang yang bermain tenis, pola-pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan permainan lawan.
g.      Originasi
Originasi menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya hal ini dapat dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai keterampilan tinggi seperti menciptakan mode pakaian, komposisi mosik, atau menciptakan tarian.  

C.      Format Untuk Menulis Tujuan Pembelajaran
Untuk menuliskan tujuan pembelajaran, tata bahasa merupakan unsur yang perlu diperhatikan. Sebab dari tujuan pembelajaran tersebut, dapat dilihat konsep atau proses berpikir seseorang dalam mengungkap ide-idenya.
Sehubungan dengan teknis penulisan tersebut, ada seorang penganjur bahwa dalam menulis tujuan pembelajaran sebaiknya dinyatakan dengan jelas artinya tanpa diberi penkjelasan tambahan apapun, pembaca (guru atau siswa) sudah dapat menangkap maksudnya.
Selanjutnya, menurut Mager, tujuan pembelajaran sebaiknya mencakup tiga elemen utama, yaitu :
1.      Menyatakan apa yang seharusnya dapat dikerjakan siswa selama belajar dan kemampuan apa yang sebaiknya dikuasainya pada akhir pelajaran
2.      Perlu dinyatakan kondisi dan hambatan yang ada pada saat mendemonstrasikan perilaku tersebut
3.      Perlu ada petunjuk yang jelas tentang standar penampilan minimum yang dapat diterima.
Berdasarkan pada uraian dan elemen tersebut, tujuan pembelajaran sebaiknya dinyatakan dalam bentuk  ABCD format, artinya :
A = Audience (petatar, siswa, mahasiswa, murid, dan sasaran didik lainnya)
B = Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar)
C = Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat tercapai)
D = Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima)
Selanjutnya dalam menuangkan behavior yang akan diukur, perlu dihindari kata-kata kerja yang tidak operasional. Berikut ini contoh kata kerja operasional dan kata kerja yang bukan operasional sebagai berikut :
·      Kata kerja yang operasional
1.    Menjumlahkan;                   6.   Mendaftar;
2.    Memecahkan;                     7.   Menggambar;
3.    Menulis;                              8.   Mengenali;
4.    Menyatakan;                       9.   Tersenyum;
5.    Menilai;                               10. Mendorong;

·      Kata kerja non operasional
1.    Mengetahui;                        6.   Percaya;
2.    Megerti;                              7.   Memperdalam;
3.    Mengerti Sekali;                 8.   Menikmati;
4.    Menghargai;                        9.   Memerangi;
5.    Sangat Menghargai;            10. Memahami;
Penuangan kata kerja yang opersional dan nonopersional ini sangat berpengaruh pada proses penilaian guru. Dalam hal ini jika kata operasional yang dirumuskan, maka dapat memudahkan guru untuk mengukur kegiatan siswa serta mempermudah penyusunan tes. Sementara kalau kata kerja yang nonopersional, sangat banyak menyulitkan guru dalam membuat tes untuk mengukur keberhasilan tujuan, megingat kata kerja nonopersional sifatnya luas cakupannya dan tidak jelas.
Berikut ini kan dipaparkan kata-kata kerja opersional dari ketiga domain kognitif, afektif dan psikomotor.
1.      Kata Kerja Operasional untuk Kawasan Kognitif

Tingkat Pengetahuan
Tingkat Pemahaman
Tingkat Penerapan
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
n
o

menyusun/menata
mendefenisikan
menyalin
menunjuk
mendaftar
menghafalkan
menyebutkan
mengurutkan
mengenal
menghubungkan
mengingat kembali
mereproduksi
mengklasifikasikan
menggambarkan
mendiskusikan
menjelaskan
mengungkapkan
mendefenisikan
menunjukkan
mengalokasikan
melaporkan
mengakui
menjatuhkan
mengkaji ulang
memilih
menyatakan
menerjemahkan

menerapkan
memilih
mendemonstrasikan
mendramatisir
mengerjakan
membuat ilusi
menginterpretasikan
mengoperasikan
melatih
menyusun jadwal
membuat sketsa
memecahkan
mengakui

Tingkat Analisis
Tingkat Sintesis
Tingkat Evaluasi
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
n
o
p
mengenali
mengira-ngira
menghitung
 mengkategorikan
membandingkan
melawankan
mengkritik
membuat diagram
membedakan
memperlakukan
menguji
mencoba
menginventaris
menanyakan
mengetes
membuat lain
Mengatur
merangkum
mengumpulkan
mengatur komposisi
membangun
menciptakan
merancang
merumuskan
mengatur
mengorganisasi
merencanakan
menyiapkan
mengusulkan
menyusun
menulis
menduga-duga
berargumentasi
mengoreksi
melampirkan memilih
membandingkan
mempertahankan
mengestimasi
memutuskan
mengira-ngira
menganggap
memberi nilai
memilih
mendukung
menilai
mengevaluasi

2.      Kata Kerja Operasional untuk Kawasan Afektif

Tingkat Menerima
Tingkat Respons
Tingkat Menilai
Mengorganisasi
Tingkat karakteristik
a
b
c
d


menerima
menantang/tantangan
mendengar
mempertahankan
memperdebatkan
bergabung
memutuskan
menawarkan
memuji
berpendapat
merumuskan
membagi
mendukung
mengklasifikasikan
mengunjungi
sukarela
konstan



3.      Kata Kerja Operasional untuk Kawasan Psikomotor

Gerakan Seluruh Badan
Gerakan yang Terkoordinasi
Komunikasi Nonverbal
Kebolehan dalam Bicara
a
b
c
d
e
f
senam (pagi)
menggiring bola
bertanding
latihan
berenang
bersepeda
mengetik
menjahit
mencukur
mengelas
mengecat
melukis
Isyarat (tangan,mulut,mata)
pantomim
morse
pidato
berargumentasi
mengajar/menatar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahhkann ....